Pasuruan - Nekat beroperasi jelang bulan Ramadhan, 4 pekerja seks komersial (PSK) akhirnya terjaring razia aparat kepolisian Polsek Gempol. Razia dengan sasaran daerah Carat, Lapangan Mlaten dan bundaran tol Gempol ini pun, diduga bocor karena petugas hanya dapat sedikit PSK.
"Dalam rangka operasi cipta mandiri, menjelang bulan suci Ramadhan. Dengan sasaran PSK, judi, petasan, kemudian kejahatan lain yang diperkirakan akan muncul di bulan puasa dan Idul Fitri. Keempat PSK yang terjaring selanjutnya disidangkan" ujar Kompol Slamet Riyadi, Kapolsek Gempol Rabu (27/7/2011).
Ironisnya, dari empat PSK yang tertangkap petugas ini, satu diantaranya sudah ada yang memiliki 2 orang cucu. Hariyati (49), warga Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol itu mengaku, menjalani hidupnya sebagai seorang PSK karena terdesak kebutuhan ekonomi. Meskipun, untuk sekali kencan dia dibayar Rp 15 ribu.
"Berangkat dari rumah sekitar pukul 19:00 WIB. Kalau pulang, ya biasanya sampai larut malam. Rata-rata, para pelanggan saya ya sopir truk itu dan mainnya di lapangan Mlaten. Baru kali ini saya tertangkap polisi mas. Malu saya kalau seperti ini" ujar Hariyati, PSK yang mengaku baru 2 minggu beroperasi tersebut.
Tak hanya itu, lebih parah lagi bahkan demi menghidupi anak-anaknya seorang PSK yang tertangkap polisi ini, nekat beroperasi meski baru 6 hari melahirkan bayinya. Masfufah (31), warga Desa Carat, Gempol ini mengaku terpaksa menjajakan diri, lantaran kebutuhan sembako jelang Ramadhan semakin melambung tinggi.
"Semua ini demi anak-anak yang ada di rumah mas. Terus mau kerja apalagi, wong tidak ada pekerjaan lain selain ini" ungkap Masfufah, PSK yang terus menangis saat disidik petugas saat di Mapolsek Gempol.[beritajatim.com]
Jangan Lupa Di Like Ya Gan...
http://fashingnet.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar