ZonaSemu, Manusia senantiasa menganggap bahwa masa depan ada di ruang begitu gelap. Karena itu, segala jenis 'peneropongan' sungguh diminati. Modelnya bisa macam-macam: lewat ilmu klenik, atau hasil penjabaran rumus-rumus fisika.
Tentu saja tak pernah ada hasil sempurna. Tapi, upaya 'penerawangan' tak berhenti. Mengikuti hasrat tiada henti pada pengetahuan tentang masa depan, sebuah komputer super diciptakan untuk membaca tanda-tanda zaman.
Seperti dikutip dari BBC, seorang ilmuwan dari Institute for Computing in the Humanities, University of Illinois, Amerika Serikat (AS), Kalev Leetaru, mengemukakan bahwa sebuah komputer super yang dibekali dengan berjuta-juta informasi mampu memprediksi kejadian-kejadian besar di masa mendatang.
Komputer itu mampu mengenali gejala-gejala awal yang bermuara pada revolusi di Libya dan Mesir baru-baru ini. Selain itu, komputer maha canggih itu tak kesulitan menangkap tanda-tanda keberadaan almarhum Osama bin Laden, buronan teroris nomor satu AS.
Informasi diperoleh dari berbagai sumber mencakup Open Source Center (pusat informasi publik), Summary of World Broadcasts (ikhtisar siaran sedunia - kini dikenal sebagai BBC Monitoring): keduanya memantau konten berita lokal dari segala penjuru bumi.
Sang komputer diberi 'asupan' 100 juta artikel. Beberapa elemen yang dipindai oleh sang komputer di antaranya kata-kata seperti "buruk", "mengerikan", atau "bagus".
Untuk mencantolkan olahan informasi geografis, target lokasi ditentukan, seperti misalnya kata "Kairo." Lantas, dari berbagai anasir yang ditetapkan, komputer akan melakukan analisis cerita demi menyatukan sekitar 100 triliun kemungkinan hubungan.
Data yang telah dipilah didistribusikan ke sebuah komputer 'dewa' SGI Altix yang bernama Nautilus di University of Tennessee.
Dalam kasus huru-hara Mesir, komputer itu menangkap bahwa liputan media pada bulan ketika Presiden Husni Mubarak mengundurkan diri sungguh memojokkan, sesuatu yang sebelumya hanya terjadi dua kali dalam 30 tahun terakhir.
Dalam 30 tahun terakhir, tak ada hal gawat yang menimpa Mubarak. "Namun, jika anda mengamati grafik, akan terlihat bahwa dunia mulai berpaling dari Mubarak. Kali ini, ia tak mungkin lolos," tegasnya.
Yang perlu dicatat adalah komputer itu hanya mampu menganalisa hal-hal yang sudah terjadi. Tapi, Kalev yakin tak lama lagi riset mereka akan membawa kemajuan berarti, seperti membuat ramalan. "Itu langkah selanjutnya," katanya.• VIVAnews
Seperti dikutip dari BBC, seorang ilmuwan dari Institute for Computing in the Humanities, University of Illinois, Amerika Serikat (AS), Kalev Leetaru, mengemukakan bahwa sebuah komputer super yang dibekali dengan berjuta-juta informasi mampu memprediksi kejadian-kejadian besar di masa mendatang.
Komputer itu mampu mengenali gejala-gejala awal yang bermuara pada revolusi di Libya dan Mesir baru-baru ini. Selain itu, komputer maha canggih itu tak kesulitan menangkap tanda-tanda keberadaan almarhum Osama bin Laden, buronan teroris nomor satu AS.
Informasi diperoleh dari berbagai sumber mencakup Open Source Center (pusat informasi publik), Summary of World Broadcasts (ikhtisar siaran sedunia - kini dikenal sebagai BBC Monitoring): keduanya memantau konten berita lokal dari segala penjuru bumi.
Sang komputer diberi 'asupan' 100 juta artikel. Beberapa elemen yang dipindai oleh sang komputer di antaranya kata-kata seperti "buruk", "mengerikan", atau "bagus".
Untuk mencantolkan olahan informasi geografis, target lokasi ditentukan, seperti misalnya kata "Kairo." Lantas, dari berbagai anasir yang ditetapkan, komputer akan melakukan analisis cerita demi menyatukan sekitar 100 triliun kemungkinan hubungan.
Data yang telah dipilah didistribusikan ke sebuah komputer 'dewa' SGI Altix yang bernama Nautilus di University of Tennessee.
Dalam kasus huru-hara Mesir, komputer itu menangkap bahwa liputan media pada bulan ketika Presiden Husni Mubarak mengundurkan diri sungguh memojokkan, sesuatu yang sebelumya hanya terjadi dua kali dalam 30 tahun terakhir.
Dalam 30 tahun terakhir, tak ada hal gawat yang menimpa Mubarak. "Namun, jika anda mengamati grafik, akan terlihat bahwa dunia mulai berpaling dari Mubarak. Kali ini, ia tak mungkin lolos," tegasnya.
Yang perlu dicatat adalah komputer itu hanya mampu menganalisa hal-hal yang sudah terjadi. Tapi, Kalev yakin tak lama lagi riset mereka akan membawa kemajuan berarti, seperti membuat ramalan. "Itu langkah selanjutnya," katanya.• VIVAnews
Jangan Lupa Di Like Ya Gan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar